Kabupaten Kesultanan Wisata Seni Budaya Festival Erau Agenda Dokumen
       
Arsip Berita Gallery Download Direktori Data Forum Buku Tamu
RSUD A.M. Parikesit
Agenda/Events
Cerita Pendek

Akan Ku Tunggu
Oleh: Rhony Samlan

Beberapa menit lagi kapal fery akan segera berangkat. Akan tetapi mataku masih saja kesana kemari untuk mencari sesuatu. Atau lebih tepatnya seseorang. Biasanya setiap saat aku selalu berjumpa dengannya di kapal ini atau kapal satunya. Mengantri atau sudah berada di ...

Ketua PMII Kukar Soroti Program SWTM
Hanya Manjakan Masyarakat dan Patut Dievaluasi

Ketua PC PMII Kukar Junaidi menilai program SWTM hanya membuat masyarakat menjadi manja
Ketua PC PMII Kukar Junaidi menilai program SWTM hanya membuat masyarakat menjadi manja
Photo: Agri

KutaiKartanegara.com - 31/08/2007 23:28 WITA
Pemberian Santunan Warga Tidak Mampu (SWTM) yang dilakukan Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) bagi warganya mesti dievaluasi kembali. Pasalnya, banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari program ini.


Demikian hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kukar, Junaidi, kepada KutaiKartanegara.com, Kamis (30/08) kemarin di Tenggarong.


Menurut Junaidi, program tersebut sangat jelas diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan dengan indikator-indikator tertentu. Dikuatirkan program tersebut akan membuat masyarakat menjadi powerless (tidak berdaya-red), sehingga timbul beberapa dampak negatif bagi masyarakat itu sendiri. Misalnya saja, akan banyak masyarakat yang memaksa untuk mengaku miskin kepada pemerintah atau petugas terkait agar bisa mendapatkan bantuan tersebut.


Akhirnya akan terjadi konflik antara petugas terkait dengan masyarakat yang memaksa untuk dimasukkan kedalam daftar penerima program tersebut, ditambah lagi dengan adanya nepotisme oknum petugas terkait dalam menentukan penerima program tersebut sehingga tidak sesuai lagi dengan kriteria yang ada.


Selain itu, lanjut Junaidi, terlalu besarnya dana yang dihabiskan untuk program SWTM tersebut. Sedangkan pada tataran pelaksanaannya tidak sesuai dengan kriteria yang telah ada.


Berdasarkan data tahun 2002, penerima SWTM berjumlah 7.370 orang dan meningkat terus sampai pada tahun 2005 menjadi 17.447 orang. "Setelah ditertibkan, baru terjadi penurunan menjadi 12.303 orang pada tahun 2006. Itu pun masih menyisakan tuntutan dari masyarakat yang namanya dicoret," tandasnya.


Dari peningkatan jumlah penerima yang sangat signifikan tersebut, tambah Junaidi, menandakan bahwa program SWTM bukannya untuk memberdayakan dan mengurangi masyarakat miskin. "Tapi sebaliknya, malah menambah miskin 'moral' masyarakat," cetusnya.


Dampak negatif lain dari program SWTM, lanjut Junaidi, yakni akan membuat masyarakat semakin tidak berdaya dan tidak mandiri. Sebab program tersebut akan menciptakan budaya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah.


"Program SWTM bisa dianalogikan seperti memberikan ikan kepada masyarakat secara terus menerus. Masyarakat tidak tahu bagaimana mencari ikannya. Akhirnya akan jadi masalah jika sumber daya alam sudah habis, sedang masyarakat tidak siap, maka kelak akan membawa dampak kepada besarnya jumlah masyarakat miskin dan mengganggur di daerah kita," ujar Junaidi yang juga Wakil Koordinator LSM Barisan Oposisi Murni (BOM) ini.


Menurut Junaidi, program SWTM tersebut secara tidak langsung telah bertentangan dengan grand strategy program Gerbang Dayaku yang secara subtansial adalah pemberdayaan masyarakat. "Sehingga jadi pertanyaan, apakah program SWTM bisa dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat atau sebaliknya yaitu program pemanjaan masyarakat?" katanya lagi.


Berangkat dari beberapa dampak negatif itulah, lanjut Junaidi, sudah seharusnya Pemkab Kukar melakukan evaluasi program SWTI serta melakukan analisa kebijakan. Apakah sudah menghasilkan suatu dampak yang sesuai dengan harapan atau sebaliknya.


"Sebab kalau program tersebut terus dilanjutkan tanpa ada proses evaluasi secara serius, maka dana APBD yang kita miliki dan kita alokasikan hanya akan menjadi sia-sia belaka. Jangan sampai desentralisasi yang kita laksanakan hanya akan menghasilkan program-program yang tidak berdampak secara signifikan bagi pemberdayaan dan pembangunan masyarakat Kukar," demikian katanya. (win)

 
Pasang Iklan
Pasang Iklan
Username
Password  
Info Odah Etam
Politik & Peristiwa   Pemerintahan   Ekonomi & Bisnis   Hukum & Kriminal
Peringatan HUT Kota Tenggarong ke-240, Bupati Edi Damansyah dan Kerabat Kesultanan Kutai Ziarah ke Makam Aji Imbut
Bertabur Aneka Doorprize, Serunya Media Gathering PWI Kukar
 
Bupati Edi Damansyah Paparkan Prestasi dan Capaian Pembangunan Kukar Tahun 2022
32 Pejabat Struktural dan Fungsional Pemkab Kukar Dimutasi
 
PT Tunggang Parangan Perbaharui MOU Dengan Kejari Kukar
Semangat Baru PT Tunggang Parangan Untuk Berikan PAD Bagi Kukar
 
Pelaku Teror Masjid Diringkus Polisi, Mengaku Sering Keluar Masuk Rumah Sakit Jiwa
IRT Pelaku Pembakaran Rumah Ditangkap Dalam Perjalanan ke Banjarmasin
             
Hiburan   Olahraga   Seni Budaya   Pendidikan
Kukarland Festival Jadi Agenda Tahunan di Kukar
Ada Pemecahan Rekor MURI di Kukarland Festival 2023
 
Susun Program Kerja 2023, Askab PSSI Kukar Laksanakan Kongres Biasa
Kalahkan LIP FC di Partai Final, TM FC Juara Liga 1 Askab PSSI Kukar 2022
 
Erau Adat Kutai Kembali Dilaksanakan, Sultan Kutai Jalani Ritual Beluluh
Puncak Pelaksanaan Erau 2022 Ditandai Dengan Mengulur Naga dan Belimbur
 
SMAN 3 Samarinda dan SMPN 1 Tenggarong Juara Umum LKBB The Velocity of Nusantara se-Kaltim 2022
Penantian Panjang Hingga 8 Tahun, Gedung Baru SMAN 1 Tenggarong Akhirnya Siap Digunakan
Arsip Berita Berdasarkan Tahun :  
Arsip Berita Berdasarkan Kategori :  
             
Kabupaten
Kecamatan
Kesultanan
Festival Erau
Seni Budaya
Kesah Loco
Cerita Pendek
Wisata
Direktori
KutaiKartanegara.com