Kelompok Sandiwara H Pentaskan Orang Kasar Dua pucuk senjata api laras panjang telah siap digunakan untuk duel adu tembak antara Ny Martopo dengan si 'Orang Kasar' Photo: Agri
Kehadiran Baitul Bilal yang berwatak kasar membuat Ny Martopo enggan membahas soal hutang piutang mendiang suaminya Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 25/08/2007 14:15 WITA
Genap tujuh bulan sang suami meninggal dunia, Nyonya Martopo masih saja mengurung diri di dalam rumah. Pakaian serba hitam yang selalu dikenakannya, menunjukkan suasana hatinya yang masih dirundung duka.
Begitu dalamnya duka itu, membuat Ny Martopo enggan keluar rumah bahkan menerima tamu sekalipun. Hingga akhirnya datang seorang pria berwatak kasar yang memaksa bertemu dirinya untuk menagih hutang mendiang sang suami.
Kehadiran Baitul Bilal yang berwatak kasar dan tiada beretika itu, membuat Ny Martopo tak bernafsu lagi untuk bicara soal hutang piutang almarhum suaminya. Baitul Bilal pun naik pitam dan menantang Ny Martopo untuk berduel.
Tantangan diterima, Ny Martopo pun mengeluarkan dua pucuk senapan peninggalan mendiang sang suami. Satu untuk Baitul Bilal, satu untuk dirinya. Namun, sebelum adu tembak dilakukan, Ny Martopo minta diajarkan bagaimana cara menggunakan senjata itu.
Sebelum adu tembak, Ny Martopo malah minta diajari bagaimana menggunakan senapan Photo: Agri | | |
Demikian penggalan adegan dalam pementasan karya teater bertajuk Orang Kasar yang dibawakan Kelompok Sandiwara "H" (KSH) di gedung Serapo LPKK H Zailani Idris, tadi malam.
Pementasan karya teater yang disutradarai Zairin Zain ini boleh dibilang sangat serius dan cukup berat. Pasalnya, pementasan teater yang diambil dari naskah karya Anton Chekov yang disadur oleh WS Rendra ini lebih banyak menampilkan dialog ketimbang aksi.
Apalagi pementasan ini hanya dimainkan oleh 3 orang anggota KSH. Yakni Muhammad Juniansyah sebagai Baitul Bilal, Erisa Arianti sebagai Ny Martopo, dan Ferry Wahyudi sebagai Pak Darmo, pembantu Ny Martopo.
Kendati demikian, ratusan penonton yang merogoh kocek Rp 10 ribu untuk menonton pertunjukan ini tampak puas dan begitu menikmati pementasan teater ini, termasuk Ketua Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai (LPKK) H Syamsul Khaidir dan Anggota DPRD Kukar Dedi Sudarya.
Ny Martopo menodongkan senapan ke arah Baitul Bilal yang telah lancang kepada dirinya Photo: Agri | | |
Sutradara Zairin Zain mengaku tidak menyangka pementasan ini mendapat sambutan hangat dari warga, khususnya para remaja Tenggarong. Apalagi untuk menyaksikan pementasan ini para penonton harus membayar.
"Dari 200 kursi yang disediakan, ternyata hampir terisi semua. Para penonton juga cukup apresiatif sehingga suasana tetap berjalan kondusif selama pementasan berlangsung," kata Zairin dalam sesi diskusi usai pementasan.
Menurut Zairin, pementasan kali ini memang memakan waktu yang cukup panjang yakni selama kurang lebih 8 bulan. "Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pementasan ini. Mudah-mudahan pementasan kali ini bisa menjadi cermin untuk lebih serius lagi dalam menggarap pementasan yang akan datang," ujarnya.
Pementasan Orang Kasar oleh KSH digelar selama 2 malam berturut-turut untuk memberikan kesempatan kepada warga Tenggarong atau pecinta teater lainnya untuk menyaksikan.
Setelah pementasan pertama digelar pada Jum'at (24/08) malam, pementasan masih akan berlanjut hingga malam ini mulai pukul 20.00 WITA di gedung Serapo LPKK H Zailani Idris, Tenggarong. (win)
|