Masjid Ar-Razak Muara Badak Diresmikan Bangunan Masjid Ar-Razaq yang merupakan waqaf dari HM Tayyib sekeluarga Photo: Bastian
HM Tayyib (kiri) menandatangani naskah berita acara peresmian Masjid Ar-Razaq Photo: Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 14/04/2007 16:35 WITA
Warga Muhammadiyah di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini memiliki tempat ibadah sendiri. Hal ini setelah seorang warga membangun dan mewakafkan sebuah Masjid yang terletak di Jalan AMD RT 1, Kampung Dagang, Desa Muara Badak Ilir.
Masjid yang dibangun atas dana pribadi HM Tayyib sekeluarga tersebut diberi nama Ar-Rozaq. Nama Ar-Rozaq ini diambil dari nama tokoh pelopor pergerakan Muhammadiyah Muara Badak yakni Abdul Razaq yang telah wafat beberapa tahun lalu.
Kendati belum rampung, namun masjid seluas 144 meter persegi tersebut telah dipergunakan untuk kegiatan sholat Tarawih, Idul Fitri dan Idul Adha 1427 H lalu, termasuk pelaksanaan sholat lima waktu.
Dan kemarin (13/04), sebelum pelaksanaan sholat Jum'at, Masjid ini diresmikan penggunaannya. Peresmian Masjid Ar-Razak ditandai dengan penandatanganan naskah berita acara peresmian oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Kaltim H Agus Sukaca.
Turut menandatangani berita acara tersebut yakni Sekcam Muara Badak H Zainal Abidin, Kades Muara Badak Ilir H Abdul Mannan, Kepala KUA Drs H Ichsanul Karim yang juga sebagai Ketua Majelis Tarjih Wilayah (MTW) Muhammadiyah Kaltim, Ketua PC Muhammadiyah Muara Badak Drs Afwan Karisutan.
Ketua PW Muhammadiyah Kaltim H Agus Sukaca ketika menyampaikan sambutannya Photo: Bastian | | |
Usai penandantanganan naskah, dilanjutkan dengan pembukaan selubung papan nama Masjid Ar-Rozaq dan dilanjutkan sholat Jum’at berjamaah dipimpin oleh ulama asal Muara Badak, KH Afwan Abdurrahman Lc.
Ketua PW Muhammadiyah Kaltim H Agus Sukaca dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada HM Tayyib atas keikhlasannya mewakafkan sebidang tanah berikut bangunan Masjid.
Dengan membangun rumah Allah, lanjut Agus Sukaca, insya Allah pahala tidak akan putus meskipun beliau nantinya dipanggil oleh Allah SWT. "Meskipun nyawa sudah berpisah dengan raga, namun amal jariah tidak akan menghentikan pahala. Semoga kita dapat mengikuti jejak bapak HM Tayyib, bergembira dalam berwakaf. Meskipun sesungguhnya berat, tetapi niat itu tetap dapat dilaksanakan," katanya.
Dia berharap agar warga Muhammadiyah Muara Badak bisa memakmurkan Masjid Ar-Rozaq ini dan difungsikan sebagai pusat kegiatan dakwah warga Muahammadiyah di Muara Badak.
Agus juga mengingatkan kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Muara Badak agar bisa merangkul semua jamaah untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah dengan mengaktifkan pengajian Minggu pagi yang secara bergiliran bisa diadakan di 6 ranting yang ada di wilayah kaya migas ini.
KH Afwan Abdurrahman Lc saat menyampaikan khutbah Jum'at di Masjid Ar-Razak yang baru diresmikan Photo: Bastian | | |
"Insya Allah PW Muhammadiyah sesekali akan hadir bersama jamaah dalam pengajian," ujar Agus yang hadir ke Muara Badak didampingi wakilnya, Ir Soeratman Hadiwijaya.
Sementara Ketua PC Muhammadiyah Muara Badak Drs Afwan Karisutan mengatakan, kegiatan Muhammadiyah di Muara Badak ini sempat vakum karena tidak adanya regenerasi. "Sepeninggal alm KH Najamuddin tahun 1992 dan kondisi pak Abdul Razaq yang sudah sepuh, praktis kegiatan Muahammadiyah mengalami stagnan," jelasnya.
Baru pada tahun 2002, warga Muhammadiyah Muara Badak mulai berbenah dengan membentuk kepengurusan baru. Saat ini Muhammadiyah Muara Badak maju pesat khususnya di bidang pendidikan, dengan memiliki gedung sekolah SMP dan SMA di Desa Badak Baru. "Setiap tahun gairah orangtua menyekolahkan anaknya di perguruan Muhammadiyah semakin meningkat," katanya.
Sementara HM Tayyib ketika ditemui usai sholat Jum’at , enggan menyebutkan berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk pembebasan lahan dan pembangunan Masjid Ar-Razak.
"Kami tidak pernah menghitung berapa biaya yang sudah kami keluarkan, asal ada rejeki kami belikan lagi bahan yang diperlukan," ujar menantu alm Abdul Razaq ini.
Namun salah seorang adik ipar HM Tayyib, yakni H Zulkifli Abdul Razaq memperkirakan dana yang sudah terpakai sekitar Rp 200 juta lebih. (bas)
|