Kabupaten Kesultanan Wisata Seni Budaya Festival Erau Agenda Dokumen
       
Arsip Berita Gallery Download Direktori Data Forum Buku Tamu
 
Dokumen
Serba-Serbi: Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai Membuat Istana Baru

Serba-Serbi: Kerajaan Kutai

The Sultanate of Kutai

The Erau Festival of Tenggarong: A Blending of Cultures

PP Nomor 8 Tahun 2002

Milestones in the History of Kutai, Kalimantan Timur, Borneo

 
 

 

 

 

 

Serba-Serbi: Kerajaan KutaiPada tanggal 14 Nopember yang akan datang genaplah 14 tahun lamanya s.p.y.m.m Adji Mohamad Parikesit, Sultan kerajaan Kutai Kartanegara, Officier der Orde van Oranje Nassau, diatas tahta kerajaan. Di ibu negeri Kutai Kartanegara telah didirikan sebuah komisi yang maksudnya memperingati hari tersebut. Dari komisi itu kami terima rencana tentang yang mulia Sultan Kutai serta tentang kemajuan kerajaan Kutai dalam waktu yang akhir ini. Dari rencana itu kami ambil beberapa kutipan seperlunya.



Y.m.m. Adji Mohamad Parikesit, Sultan Kerajaan Kutai Kartanegara
Dok. Pandji Poestaka

Sejarah s.p.y.m.m. Adji Mohamad Parikesit
Seri paduka yang maha mulia itu putra almarhum y.m. Adji Mohamad Alimoeddin, Sultan kerajaan Kutai yang mulai memerintah dalam tahun 1900. Beliau lahir pada 5 Jumadil'akhir 1313 bersama dengan tahun Masehi 1896.


Dari kecil beliau dididik oleh nininda beliau almarhum y.m.m. Adji Mohamad Soelaiman, Sultan Kutai. Beliau masuk sekolah Belanda di Samarinda tahun 1905. Tahun 1909 beliau mendapat gelar Adji Endje Renik. Tahun itu jugalah beliau masuk sekolah Instituut Bos di Betawi. Tahun 1910 wafatlah ayahanda beliau, tetapi oleh karena umur beliau ketika itu belum sampai, maka Pemerintahan Kutai terserah kepada yang mulia Pangeran Mangku Negoro.


Tahun 1911 beliau menempuh ujian P.H.S. Dua Tahun sesudah itu beliau pindah ke sekolah Osvia di Serang. Pada tahun 1917 beliau kembali ke Kutai, sebab y.m. Pangeran Mangku Negoro hendak mendidik beliau untuk memegang pemerintahan dan untuk mengenali adat lembaga negeri.


Tahun 1918 beliau diberi gelar Pangeran Adipati Praboe Anoem Soeria Adi Ningrat.
Tanggal 14 Nopember 1920 beliau dinobatkan menjadi raja Kutai Kartanegara. Untuk melanjutkan pengetahuan dan meluaskan pemandangan bertolaklah beliau dalam tahun 1928 dengan permaisuri beliau ke negeri Belanda. Ketika itulah kepada beliau dihadiahkan derajat Officier der Orde van Oranje Nassau.


Pemerintahan Kutai
Y.m.m. Sultan Adji Mohamad Parikesit dibantu oleh tiga orang menteri yang memegang Pemerintahan negeri. Adapun seluruh daerah kerajaan Kutai itu terbagi atas tiga onderafdeling, yaitu Kutai Barat, Kutai Timur dan Balikpapan. Ibu negeri yang pertama ialah Tenggarong, yang kedua Samarinda dan yang ketiga Balikpapan. Ketiga onderafdeling itusama sekali terbagi pula atas 17 buah district. Menurut cacah jiwa tahun 1934 banyaknya penduduk kerajaan Kutai 106.559 jiwa, kecuali orang yang bekerja pada Maatschappij.


Selama Sultan Kutai yang sekarang memerintah, banyak benar berubah susunan Pemerintahan, sehingga sekarang ini tiada banyak lagi bedanya dengan susunan Pemerintahan Daerah Goebernemen.


Dalam tahun 1931 telah diadakan sebuah persidangan yang bernama Hoofdenvergadering. Sekalian para kepala onderafdeling, district dan onderdistrict yang diundang untuk menghadiri rapat itu akan membicarakan soal-soal yang penting. Yang memimpin rapat itu y.m.m. Sultan Kutai dengan Asisten-Residen. Rapat itu diadakan 4 bulan sekali. Untuk mengadakan rapat itu telah didirikan sebuah gedung yang besar dengan perabot yang modern. Disana pulalah y.m. Sultan bekerja.


Mulai tahun 1926 diadakan dua macam pengadilan: Kerapatan Besar dan Kerapatan Kecil. Kerapatan Besar terdapat di Tenggarong dan Kerapatan Kecil ada di tiap-tiap district dan onderdistrict.


Agama Islam
Kira-kira 84.000 rakyat Kutai memeluk agama Islam. Dahulu segala urusan yang berhubungan dengan agama Islam langsung kepada Sultan, tetapi sejak tahun 1924 telah dibangunkan sebuah badan yang bernama Mahkamah Agama Islam Kerajaan Kutai, dipimpin oleh Alhadji Amir Hasannoeddin Seri Pangeran Sosro Negoro, dibantu oleh juru tulis dan hoofd-penghulu, ulama-ulama dan sebagainya. Selain daripada mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan agama, badan itu memberi nasihat kepada Sultan tentang maksud pendirian perhimpunan, sekolah agama, mesjid dan lain-lain. Segala mesjid di seluruh Kutai, khotbahnya harus dibenarkan dahulu oleh Mahkamah itu dan mesti memuji Sultan Kutai dengan keturunannya.


Yang penting selama Pemerintahan y.m.m. Sultan Adji Mohamad Parikesit ialah pendirian mesjid Balikpapan atas pimpiman Sajid Gasim dibantu oleh M. Tewet gelar Mas Djaja Prawira yang sekarang menjadi districtshoofd ter beschikking pada kantor y.m.m. Sultan Kutai. Mesjid Tenggarong yang termasyur di seluruh Kalimantan diperbaharui. Besar mesjid itu 950 m2 dan ongkos pembaharuan itu banyaknya f 30.000.-.


Pendidikan
Tentang pendidikan pun kelihatan Pemerintahan y.m.m. Sultan Parikesit meninggalkan bekas. HIS sekarang ada di Tenggarong. Di Balikpapan, Samarinda dan Louise (B.P.M.) ada Europeesche Lagere School. Selain daripada itu terdapat juga sekolah kelas II dan 43 buah sekolah desa. Pemuda-pemuda Kutai sekarang ini telah banyak meneruskan pelajarannya pada Mulo, A.M.S., H.B.S., Cultuurschool dan Osvia diluar Borneo.


Kesehatan
Soal kesehatan rakyat mendapat minat sepenuh-penuhnya. Dalam tahun 1918 hanya ada sebuah rumah sakit kerajaan Kutai, yaitu di Tenggarong. Rumah sakit yang sebuah itu pun kurang terpelihara, oleh karena sulit untuk mencari dokternya, sebab dokter yang bekerja disana gajinya tidak dihitung dalam jabatan Pemerintah.


Hal itu sekarang telah berubah dan selain daripada itu telah didirikan pula 2 buah rumah sakit baru di Balikpapan dan Samarinda, sedangkan rumah sakit di Tenggarong diperbaiki dan diberinama "A.M. Parikesit Hospitaal". Untuk ketiga-tiganya itu dikeluarkan ongkos lebih dari 150.000 rupiah.


Di Long Iram ditempatkan dokter untuk daerah hulu Mahakam. Bangsa Dayak pun rupanya sekarang telah sadar akan baiknya pengobatan cara barat, ialah oleh karena tiada putus-putusnya didaya upayakan supaya mereka mengerti akan hal itu. Penyakit cacar telah dapat ditindis. Hampir di tiap district sekarang ini ditempati seorang menteri dan diadakan sebuah poliklinik untuk menjaga kesehatan anak negeri. (From: Pandji Poestaka, Vol. III 1934, p.1659)

 

 

       
Pasang Iklan
Pasang Iklan
Username
Password  
             
Kabupaten
Kecamatan
Kesultanan
Festival Erau
Seni Budaya
Kesah Loco
Cerita Pendek
Wisata
Direktori
KutaiKartanegara.com