KutaiKartanegara.com

Find:  

Arsip berita

ARSIP BERITA KUTAIKARTANEGARA.com

Info "Odah Etam" Kutai Kartanegara

Rugi Akibat Air Bangar, Petani Keramba Mengadu Kepada Pemkab Kukar

Wabup Kukar H Samsuri Aspar (tengah) ketika menerima para petani/pengusaha keramba
Photo: Joe

KutaiKartanegara.com 02/03/03
Dampak yang ditimbulkan oleh air bangar (tingginya tingkat keasaman air) yang terjadi di perairan sungai Mahakam sekitar awal hingga pertengahan Pebruari 2003 lalu, membuat petani keramba (tempat pemeliharaan ikan di sungai) dari kecamatan Loa Kulu dan Loa Janan menderita kerugian yang cukup besar karena banyaknya ikan peliharaan mereka yang mati percuma.
Untuk menyampaikan kerugian yang diderita akibat air bangar tersebut,  puluhan petani dan pengusaha keramba datang menemui Wakil Bupati Kukar, Drs H Samsuri Aspar MM kemarin (01/03) di Tenggarong. 

Para petani dan pengusaha keramba dihadapan Samsuri Aspar menyampaikan keluhan karena selama musibah air bangar, ikan Mas dalam jumlah puluhan ton dalam berbagai ukuran yang dipelihara dan ditempatkan dalam keramba sebagian besar mati karena kurangnya oksigen didalam air.
Dampak lain yang ditimbulkan akibat  tidak adanya kegiatan petani keramba yang mengalami kerugian ini adalah pengangguran buruh tani keramba yang jumlahnya juga cukup besar.

Kepada Samsuri Aspar petani dan pengusaha keramba mengharapkan agar mereka dapat diberikan bantuan untuk kembali melakukan kegiatan usaha keramba. Menurut mereka musibah air bangar itu sangat merugikan sehingga tidak mampu lagi untuk melanjutkan kegiatan usahanya.

Ketua Persatuan Petani Keramba Kukar, Hartono mengemukakan bahwa sebagian besar anggotanya kini praktis menganggur karena tidak memiliki modal untuk melanjutkan usaha keramba, padahal usaha keramba khususnya ikan Mas permintaannya setiap hari semakin meningkat. "Pokoknya usaha ini prospektif lah, dibanding usaha yang lain, oleh sebab itu kami bertekad menemui Pemkab Kukar untuk dapat membantu mencari jalan keluar secepatnya." katanya.


Salah seorang petani keramba ketika menyampaikan keluhannnya
Photo: Joe

"Yang kami butuhkan saat ini adalah pengadaan bibit dan pakan ikan. Tentunya melalui pertemuan ini kami berharap Pemkab Kukar dapat memberikan bantuan paling tidak bantuan modal kerja baik dalam bentuk kredit maupun bantuan cuma-cuma."

Wakil Bupati Kukar Drs H Samsuri Aspar MM didampingi Kepala Dinas Perikanan Kukar, Ir Bahteramsyah bersama Ketua Bapeldalda Kukar, Dra Rini Budi Sayekti dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kendati musibah ini merupakan bencana alam namun Pemkab Kukar akan memberikan bantuan kepada petani keramba. 

"Bentuknya akan dibicarakan lebih lanjut antara instansi Pemkab terkait bersama Badan Perwakilan Desa, Kades dan petani keramba sendiri. Kita harapkan dalam pekan ini juga bantuan tersebut dapat dikucurkan kepada petani keramba yang memerlukan." kata Samsuri Aspar.

"Yang jelas bantuan tersebut kita coba menggunakan dana program Gerbang Dayaku yang dikucurkan melalui program Rp 2 milyar per desa. Dimana untuk triwulan pertama tahun anggaran 2003 akan diturunkan Rp 500 juta setiap desa khususnya pada pos pengembangan ekonomi kerakyatan." tambahnya. 

Samsuri Aspar juga mengharapkan agar tahun anggaran 2004 mendatang petani keramba membentuk kelompok petani untuk memprogramkan pembuatan kolam penampungan ikan dalam keramba untuk mengurangi kerugian akibat air bangar. Karena musibah air bangar di aliran sungai mahakam akan selalu terjadi setiap tahun dalam gradasi yang berbeda-beda. 

Menurut H Arsuni salah seorang petani keramba asal Desa Loa Duri, Kecamatan Loa Janan mengatakan, peristiwa air bangar tahun ini cukup parah menimpa petani keramba, misalnya yang sebelum terjadi air bangar ia memiliki 15 keramba dimana setiap keramba berisi 2 hingga 3 ribu ekor ikan Mas kini tinggal puluhan ekor saja. Dengan demikian saat ini praktis H Arsuni dan pekerja menganggur menunggu bantuan.

Kepala Dinas Perikanan Kukar Ir Bahteramsyah mengatakan keramba di Kecamatan Loa kulu dan Loa Janan saat ini berjumlah 2.458 buah keramba yang diusahakan oleh 217 petani keramba. Setiap keramba berisi paling tidak 250 kg ikan mas dengan harga jual Rp 10.000/kg, dengan demikian ada sekitar Rp 6 Milyar uang petani keramba yang hilang selama bencana air bangar ini.

Ditambahkannya air bangar terjadi akibat meluapnya air yang selama ini mengendap di daerah rawa-rawa hulu Mahakam akibat hujan. Air rawa tersebut mengalir ke sungai Mahakam dengan membawa serta mikro organisme dalam jumlah yang besar. Mikro organisme ini memerlukan oksigen sehingga terjadi saling rebut oksigen yang terlarut di air antara ikan dengan mikro organisme. (joe)

Free E-mail from KutaiKartanegara.com

Login Name:

Password:

Belum Terdaftar?
Daftar Sekarang Juga!

--- Depan | Tentang Kami | Pasang Iklan | Layanan | Statistik | Partner | Credit | Kontak ---

Best viewed with Microsoft Internet Explorer 5.0 or higher with 800x600 screen resolution.
Copyright © 2001, 2002 KutaiKartanegara.com - All Rights Reserved.