KutaiKartanegara.com 14/05/03
15 wakil masyarakat Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu kemarin mendatangi
DPRD Kutai Kartanegara (Kukar). Rombongan warga yang dipimpin oleh H Muchtar Lompo dan HAB
Sultan tersebut meminta kepada para wakil rakyat agar menyikapi pemilihan kepala desa
(Kades) pada 7 April lalu yang dinilai berlangsung penuh ketidakadilan. Ada warga yang
tidak didata, ada pula yang didata tapi tidak diberi kesempatan memilih serta ada warga
Tanjung Limau (Kecamatan Muara Badak) yang dibiarkan ikut memilih.
"Kami minta kepada DPRD untuk
bisa memperhatikan aspirasi kami ini. Pelaksanaan pemilihan Kades berlangsung dengan tidak
adil," kata Muchtar Lompo pada pertemuan yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kukar H Ifni
Djuraidi SSos MM dan didampingi sejumlah anggota Dewan dari Komisi A seperti Noor Muhammad
SSos, Djanto Wahyudi, Idrus Tanjung dan Said Rimba. Turut hadir Kabag Pemerintahan Desa
Pemkab Kukar Samuel Robert Djukuw BSc.
Pemilihan Kades sendiri diikuti lima
calon yakni Baharuddin Demmu SPi, Saiful Basri, Andi Charma, Aminuddin SH dan Ibrahim.
Pemilihan dimenangkan Baharuddin Demmu dengan selisih 400 suara lebih. Tapi, belakangan
dari pihak calon lain protes, sebab ada orang luar desa yang ikut memilih. Panitia dinilai
tidak jujur dalam melaksanakan tugasnya.
"Mereka yang di BPD (Badan
Perwakilan Desa) itu orang-orang mereka, sehingga sangat sulit," kata Drs Danodding,
salah satu perwakilan warga tersebut. "Kami selama ini kurang sejalan dengan
BPD," tambah HAB Sultan.
Salah satu calon Andi Charma yang
juga mengikuti pertemuan kemarin mengatakan, pihaknya sangat dirugikan dalam pemilihan
itu. Bukan persoalan tidak terpilih, tapi tidak ada keadilan pada pemilihan. Ia mengaku
tidak diundang oleh penitia ketika pemilihan, begitu pula dengan 2 orang keluarganya yang
lain.
"Ada 500 orang tidak dicatat
panitia. Kalau begitu, bukan hanya saya yang dirugikan, tapi juga masyarakat. Saya minta
persoalan ini segera diselesaikan agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan,"
ujar Andi Charma seraya mengatakan bahwa para RT juga tidak dilibatkan dalam pemilihan
kades tersebut. Salah seorang warga Tanjung Limau Usman yang ikut hadir di DPRD kemarin
mengatakan dirinya ikut memilih karena disuruh.
Samuel sendiri, kemarin, membenarkan
bahwa pemilihan kades itu berlangsung tidak semestinya. Ada masyarakat yang tak didata dan
ada orang luar yang ikut memilih. "Saya punya buktinya semua. Pokoknya saya terus
transparan saja. Ada yang coba menekan saya, tapi saya tak mau. Biar ada 2500 warga
datang, saya tetap berpihak kepada yang benar. Persoalan itu nantinya tergantung Bupati
(Drs Syaukani HR MM) yang akan memutuskan," tegasnya. (oi) |