Ketegangan yang terjadi setibanya
mahasiswa di Gedung DPRD.
Photo: Yanda |
|
|
KutaiKartanegara.com 13/01/03
Ratusan mahasiswa Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) tadi siang
mendatangi Gedung DPRD Kutai Kartanegara untuk menyampaikan aspirasi menolak kenaikan
harga BBM, TDL, telepon dan PDAM Kukar. Elemen mahasiswa yang terdiri dari Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Unikarta, Ikatan Mahasiswa Muhamaddiyah dan Himpunan Mahasiswa Islam ini
mulai bergerak meninggalkan kampus Unikarta sejak pukul 10.15 WITA dan melakukan long
march menuju gedung DPRD.
Setibanya di Gedung DPRD Kukar yang telah
dijaga ketat oleh aparat Polres Kutai dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kukar,
mahasiswa melakukan aksi membakar ban di halaman gedung wakil rakyat tersebut serta
menurunkan bendera Merah Putih menjadi setengah tiang. Sempat terjadi ketegangan ketika
seorang staf Sekretariat DPRD dan anggota Polres Kutai hendak menaikkan kembali bendera
Merah Putih satu tiang penuh, namun puluhan mahasiswa mencegahnya dan meminta agar bendera
tetap dikibarkan setengah tiang sebagai ungkapan berkabung. Untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, aparat kemudian membiarkan bendera Merah Putih berkibar setengah tiang selama aksi berlangsung.
Beberapa mahasiswa bersitegang
dengan salah seorang pegawai Sekretariat DPRD yang hendak menaikkan kembali bendera satu
tiang penuh.
Photo: Yanda |
|
|
Mahasiswa sebenarnya ingin memasuki gedung dewan
akan tetapi aparat keamanan telah merapatkan barisan untuk menghalangi niat mahasiswa
tersebut, akhirnya para mahasiswa bertahan di teras gedung DPRD sambil berorasi
menyuarakan aspirasi mereka. Tak lama kemudian, Ketua DPRD Kukar H Bachtiar Effendi BcHK
didampingi para anggota dewan lainnya keluar dan mendengarkan orasi mahasiswa.
Bachtiar Effendi sempat menawarkan kepada beberapa
perwakilan mahasiswa untuk berunding didalam gedung namun ditolak mahasiswa. Bachtiar
kemudian mempersilakan mahasiswa untuk terus berorasi menyampaikan tuntutannya.
Mahasiswa kemudian meminta Ketua DPRD Kukar untuk
membacakan pernyataan sikap yang telah dibuat mahasiswa, tapi Bachtiar Effendi dengan
tegas menolak permintaan tersebut.
"Saya tidak dapat membacakan pernyataan yang bukan produk dari DPRD Kutai
Kartanegara." kata Bachtiar dihadapan para pendemo. Mendengar hal itu, mahasiswa lalu
meminta Ketua DPRD untuk menyampaikan pernyataan sikap DPRD Kutai Kartanegara. Kembali
Bachtiar menolak dengan halus permintaan tersebut seraya memberikan pengertian bahwa
mekanismenya harus melibatkan seluruh fraksi yang ada di dewan.
Aksi pembakaran ban didepan Gedung
DPRD Kukar.
Photo: Yanda |
|
|
Bachtiar Effendi kemudian mengatakan bahwa pihaknya
akan menampung aspirasi dari mahasiswa tersebut dan akan melakukan rapat pimpinan dengan
para ketua fraksi untuk membahas permasalahan ini, termasuk masalah kenaikan tarif PDAM
Kukar.
"Kami akan memanggil PDAM dan instansi terkait untuk
meminta penjelasan dari mereka, setelah itu barulah kami dapat menyimpulkannya melalui
suatu pernyataan sikap." kata Bachtiar Effendi. Bachtiar berjanji kepada mahasiswa
akan mengeluarkan pernyataan tersebut melalui media massa pada hari Rabu ini, serta
mengirimkan pernyataan sikap tersebut kepada pemerintah pusat, DPR RI, Gubernur Kaltim
maupun DPRD Kaltim.
Ketua DPRD Kukar Bachtiar Effendi kemudian mempersilakan
mahasiswa untuk membacakan sendiri pernyataannya. Ketua BEM Unikarta, Wahono, kemudian
membacakan pernyataan sikap dan tuntutan yang mengatasnamakan masyarakat Kutai Kartanegara
"Gerakan Menolak Kenaikan Tarif" (GEMETAR).
Ketua BEM Unikarta Wahono ketika
sedang membacakan pernyataan sikap disaksikan Ketua DPRD Kukar dan para anggota dewan.
Photo: Yanda |
|
|
Dalam poin pertama pernyataan tersebut, mahasiswa
menolak kenaikan harga BBM (menolak pencabutan subsidi BBM), tarif dasar listrik dan
telepon serta menuntut Presiden Megawati dan Wapres Hamzah Haz untuk turun dari jabatan
karena tidak mampu memimpin bangsa Indonesia dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Poin kedua, mahasiswa meminta kepada Bupati Kutai
Kartanegara untuk mencabut kembali SK No. 80.188/HK-565/2002 mengenai Kenaikan Tarif
Pembayaran PDAM serta memberikan sanksi kepada aparat PDAM yang terlibat penyimpangan
sesuai hasil audit tim BPK Perwakilan V Banjarmasin.
Poin terakhir, mahasiswa meminta kepada Pemkab Kutai
Kartanegara untuk merevisi nota APBD 2003 dengan lebih mengedepankan porsi-porsi bagi
kepentingan masyarakat umum.
Setelah selesai dibacakan,
Wahono kemudian secara simbolis menyerahkan lembaran pernyataan sikap tersebut kepada
Bachtiar Effendi. Bachtiar Effendi menyambutnya lalu memberikan salaman dan pelukan hangat
kepada Wahono dengan disambut tepuk tangan meriah dari para mahasiswa dan anggota dewan.
Sementara itu, Adi, Koordinator IMM
Cabang Tenggarong kepada KutaiKartanegara.com mengatakan bahwa pihaknya selain
dengan tegas menolak kenaikan tarif juga menuntut agar masalah kenaikan tarif ini tidak
dimanfaatkan untuk kepentingan partai dalam menarik simpati masyarakat menjelang PEMILU
2004. Selain itu IMM juga menuntut agar utang BLBI dari para konglomerat senilai Rp 70
trilyun dapat diselesaikan secara tuntas.
Secara umum, aksi demo mahasiswa ini
berjalan tertib dan aman. Ketua DPRD Kukar berterima kasih dan menyampaikan rasa bangganya
atas kepedulian mahasiswa Kutai Kartanegara terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa dan
rakyat Indonesia. Aksi damai mahasiswa Unikarta ini berakhir sekitar pukul 12.10 WITA.
Setelah bersalaman dengan Ketua DPRD dan anggota dewan, para mahasiswa kemudian
meninggalkan gedung DPRD dengan tertib. (win) |