KutaiKartanegara.com 12/05/03
Pemberian beasiswa kepada seluruh mahasiwa Universitas Kutai Kartanegara
(Kukar) dinilai Fraksi PDIP dan Amanat Keadilan Bangsa (AKB) DPRD Kukar perlu ditinjau
kembali. Kebijakan itu dianggap kurang mendidik dan kontra produktif bagi peningkatan SDM
Kukar. Karenanya dua fraksi ini menyarankan agar pemberian beasiswa lebih selektif kepada
yang berprestasi dan kurang mampu.
"Menurut kami itu kurang tepat. Kalau memang tidak mungkin untuk ditinjau sebutannya
jangan beasiswa, tapi sebagai tunjangan mahasiswa Universitas Kutai Kartanegara,"
kata Sekretaris Fraksi PDIP HM Sabri.
Menurut Ketua Fraksi AKB H Noor Muhammad SSos, akan lebih tepat jika pemberian beasiswa
itu selektif bagi yang berprestasi dan secara ekonomi tidak mampu. Sebab, pemerintah
daerah perlu mulai meninjau program-program yang berdampak pada inefisiensi dan kurang
tepat sasaran. Standar prestasi perlu mendapat perhatian yang besar seperti juga para guru
yang berprestasi, tenaga kesehatan dan paramedis. "Karena ini sangat menentukan
kualitas SDM di daerah ini," kata Noor Muhammad.
Selain itu, kedua fraksi ini juga merekomendasikan perlunya penambahan sarana dan
prasarana pendidikan. Hal itu sangat menentukan sukses tidaknya pembangunan SDM di Kota
Raja.
Sekadar untuk diketahui, pada tahun anggaran 2002, Pemkab Kukar telah mengalokasikan dana
Rp 85 miliar lebih untuk pengembangan SDM. Adapun bantuan beasiswa, penggantian SPP dan
BP3 tahun 2002 lalu Rp 7.630.987.000 yang diberikan untuk SD/MI, SLTP/MTs serta
SMU/SMK/MAN. Program pendidikan di pedesaan tahun anggaran 2002 dilakukan dengan rehab dan
pembangunan gedung sekolah, pembangunan prasarana SD, bantuan pendidikan menengah,
meubeler, pembangunan pondok pesantren, pengadaan guru PTT/kontrak, subsidi BP3 dan
pemberian DOP SD/MI. (oi) |