KutaiKartanegara.com 09/12/03 01:25 WITA
Sempat berencana dan mengancam berunjukrasa ke pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kukar di Tenggarong, akhirnya warga di seputaran Gang Lumpur dan sekitarnya memilih pasrah
atas kondisi buruk yang mereka terima lantaran pelayanan air bersih yang diberikan PDAM
tetap saja ngadat dan tidak mengalir ke rumah para warga di situ.
"Setelah kami semua memikirkan
tentang rencana dan ancaman untuk berunjukrasa, akhirnya kami memilih pasrah saja.
Daripada nanti susah payah berunjukrasa, tetapi para pejabat terkait dalam urusan PDAM ini
tetap cuek, lebih baik kami pasrah dan berdoa saja kepada Tuhan. Supaya air bersih yang
sudah sebulan lebih ini tidak mengalir ke rumah kami, agar lancar kembali. Lebih baik
meminta kepada Tuhan, daripada ke PDAM yang tidak becus melayani pelanggan tersebut,"
ucap beberapa warga di Jl Gunung Payang Tenggarong seperti yang dikutip dari harian Samarinda
Pos.
Demikian pula halnya warga di
bilangan Jl Gunung Gandek, Jl Gunung Belah, dan Gang Lumpur, mengungkapkan lagu serupa.
Mereka benar-benar tidak habis pikir atas pelayanan yang diberikan PDAM. Padahal
sepengetahuan mereka, saat ini PDAM sudah memiliki pola manajemen baru. Dengan kehadiran
pejabat Direktur Umum dan Direktuk Teknis yang mendampingi Direktur Utama.
"Herannya sudah banyak orang
yang duduk sebagai pejabat penting di lingkungan perusahaan itu, tetapi kenapa
pelayanannya kepada kami yang warga kecil ini sama sakali tidak memadai. Semoga saja
kondisi begini diketahui oleh Bupati. Supaya bisa menindaklanjuti suara kami yang merasa
sengsara akibat pelayanan air bersih PDAM tidak maksimal diberikan," tambahnya.
Mereka juga memaparkan kondisi buruk
tersebut, artinya air tidak lancar mengalir dan bahkan tidak jarang tak menetes sedikitpun
ke rumah-rumah warga, sejak awal bulan puasa lalu. Lalu bagaimana untuk memenuhi kebutuhan
air bersih yang digunakan untuk mandi serta makan dan minum? Jawaban mereka beragam. Ada
yang memanfaatkan air hujan, ada yang meminta ke rumah sanak familinya di kawasan yang
airnya tetap mengalir.
"Kami juga ada yang membeli air
dari warga lainnya yang mau berbagi. Tentu saja beberapa sumur bor dan mata air yang bisa
dijangkau, harus kami manfaatkan. Padahal seharusnya hal ini tidak perlu terjadi. Kenapa?
Karena sesuai dengan kewajibannya sebagai pihak penjual jasa, semua itu kami dapatkan dari
PDAM. Apalagi kewajiban kami selaku konsumen untuk membayar rekeningnya selalu tepat
waktu," jelas warga lagi.
Untuk itulah para warga kembali
menyampaikan imbauan mereka yang sudah merasa pasrah dan menyerah dengan pelayanan kurang
memuaskan dari PDAM Kukar. Demikian halnya instansi terkait, supaya bisa secepatnya turun
tangan memperbaiki kondisi buruk tersebut. Artinya jangan sampai menunggu ada korban jatuh
akibat kurang air bersih, itu hanya sia-sia belaka dan harus ditanggung warga kecil. (idn) |