Puluhan petani Desa Perangat
Selatan, Kecamatan Marangkayu, saat berunjukrasa di Kantor Bupati Kukar tadi siang
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 06/10/03 18:05 WITA
Sekitar 60 orang Warga asal Desa Perangat Selatan,
Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang selama sepuluh tahun
terakhir ini lahan perkebunan dan pertanian mereka tercemar oleh limbah pengolahan migas
yang dilakukan VICO Indonesia, melakukan aksi unjuk rasa dengan mendatangi Kantor Bupati
Kukar di Tenggarong tadi siang.
Warga desa Perangat Selatan yang berunjuk
rasa sebagian besar adalah petani dan pemilik lahan yang tergabung dalam dua kelompok tani
yaitu Kelompok Tani Sejahtera dan Rukun Sejahtera.
Mereka menuntut agar perusahan migas VICO
Indonesia yang beroperasi di desa tersebut segera merealisasikan janjinya untuk memberi
ganti rugi kepada warga. Mereka juga mendesak Pemkab Kukar untuk mengatasi kebuntuan
masalah ganti rugi yang tak kunjung diberikan oleh pihak VICO Indonesia.
Terlantarnya permasalahan ganti rugi
pencemaran yang dilakukan VICO di atas lahan warga desa Perangat Selatan selama 10 tahun
terakhir ini akibat perbedaan persepsi antara petani dengan pihak VICO terutama pada
kesepakatan bentuk ganti rugi. Disamping itu warga juga merasa dilecehkan VICO karena
tidak konsisten dengan kesepakatan yang telah di setujui antara warga dengan VICO.
Suasana pertemuan wakil pengunjuk
rasa yang tergabung dalam kelompok tani Desa Perangat Selatan dengan pihak Pemkab Kukar
yang diwakili Kabag Pemerintahan Drs M Indra MM
Photo: Joe |
|
|
Menurut Ketua Kelompok Tani
Sejahtera Tejo Kurnia didampingi Ketua Kelompok Tani Rukun Sejahtera Abdul Salam
mengatakan kerugian petani kalau dijumlah selama 10 tahun ini tidak kurang dari Rp 6
milyar. Kerugian tersebut dalam bentuk tanam tumbuh yang dilakukan petani seperti tanaman
cabe, jahe, dan sengon di atas lahan seluas 326,5 hektar.
Ditambahkannya bahwa akibat pencemaran
lingkungan warga saat ini tidak dapat lagi melakukan kegiatan bertani atau berkebun
seperti sebelumnya. Tejo Kurnia maupun rekannya Abdul Salam menambahkan, bila saja Pemkab
Kukar tidak mengambil kebijakan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi ini jangan
salahkan bila warga melakukan tindakan sendiri terhadap VICO Indonesia.
"Kami sangat berharap agar Pemkab
Kukar dapat mengatasi masalah ini agar warga dapat hidup dengan sejahtera," demikian
kata Tejo Kurnia.
Sementara itu, sebanyak 10 orang wakil
pengunjuk rasa akhirnya diterima oleh Kepala Bagian Pemerintahan Pemkab Kukar Drs M Indra
MM didampingi Staf Ahli Bupati Ir H Halid Imberan. Indra mengatakan, Pemkab Kukar
akan segera memfasilitasi pertemuan antara pihak VICO Indonesia dengan warga yang
dijadwalkan pada Kamis (09/10) mendatang. (win/joe) |