KutaiKartanegara.com 06/02/03
Air bangar yang mengancam kelangsungan hidup ikan mas dan bawal air tawar
yang banyak dikembangkan para petani keramba sepertinya mulai berkurang lantaran adanya
curah hujan yang cukup tinggi dalam 2 hari terakhir sehingga kondisi air sungai Mahakam
perlahan-lahan mulai membaik.
"Memang jika kondisi dalam
beberapa hari ini banyak turun hujan, air akan semakin membaik. Karena adanya pertukaran
atau tambahan air baru, menyisihkan air bangar yang ada sebelumnya. Sementara tetesan air
hujan yg jatuh ke permukaan sungai, juga menguapkan amoniak dan menambah oksigen yang ada
di dalam air," ujar Kadis Perikanan Kukar Ir Bahteramsyah.
Tentu saja kondisi air demikian
membuat puluhan petani keramba ikan mas atau bawal air tawar yang ada di sepanjang
perairan Sungai Mahakam, dari Loa Janan, Loa Kulu hingga Tenggarong, disambut dengan
gembira.
"Kami sangat senang dan bisa
sedikit bernapas lega dengan kondisi air yang mulai membaik ini. Kendati sebelumnya sudah
banyak kerugian yang kami alami. Dengan matinya ratusan kilogram ikan mas yang kami
pelihara di sini," ujar Amat yang mengelola keramba di bilangan Loa Kulu.
Menurutnya upaya lain juga sudah
dilakukan untuk menghadapi air bangar yang sempat menyerang kerambanya. Salah satunya
memindahkan ikan yang ada ke beberapa kolam yang ada di darat. Ada juga petani lain yang
membawa kerambanya ke beberapa anak sungai yang ada di bilangan Jembayan dan Loa Haur.
Tetapi di keramba kami juga masih
banyak ikan mas yang ditinggal. Utamanya ikan mas yang ukurannya belum begitu besar. Sebab
ikan-ikan ukuran itu masih mampu bertahan, meskipun air bangar," ucapnya lagi.
Melihat kondisi air sungai sebelum
menelan banyak korban, para petani katanya juga sudah menduga bakal menimbulkan akibat.
Namun mereka tidak menyangka jika dampaknya sangat besar. Bahkan banyak yang terpaksa
melego dengan harga murah-meriah ikan-ikan yang mereka pelihara itu.
"Perhitungan kami lebih baik
dijual murah daripada mati percuma. Hanya menjualnya juga tidak mudah. Karena yang membeli
tidak banyak, sementara ikan yang dijual sangat banyak dan harganya sangat miring,"
papar Amat lagi. Akhirnya banyak juga petani keramba yang merelakan ikannya mati percuma
lantaran kurangnya pembeli dan sulitnya memasarkan. Membaiknya kondisi air sungai Mahakam
itulah yang sangat diharapkan para petani keramba tersebut. (idn) |