Kawasan hutan lindung Bukit Soeharto yang terletak di sepanjang lintasan jalan poros
Samarinda-Balikpapan
Photo: Agri |
|
|
KutaiKartanegara.com 06/06/04 19:11 WITA
Tekad Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara (Kukar) untuk menjadikan daerah ini sebagai daerah tujuan wisata utama di
pulau Kalimantan benar-benar sudah bulat. Setelah menyulap kota Tenggarong menjadi kota
wisata dan rekreasi, kini Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto akan digarap menjadi
kawasan wisata alam yang dikelola secara profesional.
Dari ekspose Hasil Penyusunan Design
Engineering (DE) Hutan Wisata Bukit Soeharto (HWBS) di Tenggarong belum lama ini,
terungkap bahwa pengembangan wisata Tahura Bukit Soeharto akan meliputi tiga kawasan yakni
Gunung Utuh, Tanjung Harapan dan Waduk Samboja.
Seperti dikatakan Ir Nandi dari Institut
Pertanian Bogor saat memaparkan DE-HWBS, kawasan wisata Gunung Utuh seluas 5.572 hektare
tersebut akan dimanfaatkan sebagai area perkemahan dan jungle tracking.
"Sedangkan kawasan Tanjung Harapan
yang terletak di tepi pantai di Kecamatan Samboja dengan luas 524 hektare akan
dikembangkan sebagai area piknik, lahan perkemahan dan taman bermain. Sementara Waduk
Samboja akan digarap sebagai area piknik, pemancingan dan rekreasi air," kata Ir
Nandi.
Ditambahkannya bahwa selain membangun
sarana dan prasarana wisata, juga akan dilakukan rehabilitasi dan restorasi kawasan yang
rusak melalui reboisasi khususnya di Blok Perlindungan Bukit Soeharto yang meliputi
kawasan Loa Haur seluas 10.868 hektare dan Tanah Merah seluas 3.201 hektare.
Secara keseluruhan, lanjut Ir Nandi,
pengembangan HWBS ini memakan waktu selama 20 tahun. "Lima tahun tahap pertama
pembangunan meliputi rehabilitasi kawasan hutan yang rusak, pembangunan fisik di
pusat-pusat pengelolaan di kawasan Gunung Utuh, kawasan wisata Tanjung Harapan, kawasan
wisata Waduk Samboja dan di kawasan hutan lindung Loa Haur," ujar Ir Nandi.
Kemudian lima tahun tahap kedua meliputi
inventarisasi dan penelitian berbagai spesies flora dan fauna di HWBS. Lima tahun tahap
ketiga meliputi pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk obat-obatan, kerjasama dengan
berbagai institusi farmasi baik dalam maupun luar negeri serta pengembangan ekoturisme
secara insentif. Dan lima tahun keempat, meliputi kegiatan evaluasi dan monitoring seluruh
kegiatan dan peningkatan kapasitas pengelolaan HWBS. Demikian menurut Ir Nandi. (win)
Hutan lindung Bukit Soeharto kini
dilirik Pemkab Kukar untuk dijadikan kawasan wisata yang diharapkan mampu menyumbang PAD
yang besar bagi Kukar di masa mendatang
Photo: Agri
|