Salah seorang bocah berkebutuhan khusus saat didaulat untuk menyanyi
Photo: Yanda |
|
|
KutaiKartanegara.com 18/06/04 20:46 WITA
Para orangtua di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang memiliki anak berkebutuhan
khusus atau cacat mental kini dapat saling berbagi informasi, ilmu pengetahuan dan
pengalaman dalam sebuah wadah bernama POPA (Persatuan Orangtua Peduli Anak Berkebutuhan
Khusus) Kukar.
Demikian hal tersebut diungkap Ketua
POPA Kukar, Ir Didi Ramyadi MM, pada kegiatan Sosialisasi POPA Kukar yang dibuka Kabag
Kesra Pemkab Kukar H Chairul Anwar mewakili Assisten IV Pemkab Kukar bertempat di Gedung
Serapo LPKK, Tenggarong, tadi pagi.
Menurut Didi Ramyadi, POPA Kukar
terbentuk pada tanggal 13 April 2004 dalam rangka mempererat dan memperkokoh persaudaraan
antara para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar dapat lebih memperhatikan
dan memberdayakan anak-anaknya demi kemandirian dan kesejahteraan anak tersebut di masa
mendatang.
Ceramah mengenai Tumbuh Kembang
Anak oleh dr Tony Hartanto (kanan) didampingi drg Koentijo
Photo: Yanda
Salah seorang ibu saat mengajukan
pertanyaan kepada pemateri
Photo: Yanda
|
|
|
Assisten IV Pemkab Kukar Drs H
Basran Yunus MM dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabag Kesra H Chairul Anwar
menyambut baik berdirinya POPA Kukar sebagai wadah berkumpul bagi para orangtua penyandang
cacat mental sehingga dapat saling bertukar informasi maupun pengalaman dalam merawat dan
membesarkan anak-anak berkebutuhan khusus.
Dikatakannya, dalam perjalanan
kepengurusan POPA tentunya akan mengalami berbagai hambatan baik intern maupun ekstern.
Oleh karena itu kesabaran, kesadaran, ketekunan, keuletan, kerja keras, kerjasama,
kejujuran, saling percaya, kesatuan dan persatuan serta iringan doa para orangtua dan
pemerhati anak berkebutuhan khusus harus senantiasa berlanjut dan terpelihara sehingga apa
yang diprogramkan dapat tercapai sesuai visi dan visi yang ditetapkan. Demikian pesan
Assisten IV Pemkab Kukar Drs H Basran Yunus MM.
Sementara itu, seorang ibu warga
desa Maluhu yang memiliki anak penyandang cacat mental berharap agar anaknya dapat sembuh
secara bertahap dan bisa dibantu dalam pengobatan. "Anak saya mengalami step pada
saat masih berumur 1 tahun. Hingga ia berusia 10 tahun sekarang ini, dia tidak bisa
berbuat apa-apa," ujar bu Sumi.
Pada kegiatan sosialisasi POPA Kukar
yang dihadiri puluhan peserta ini diisi pula dengan ceramah tentang Tumbuh Kembang Anak
yang disampaikan oleh dr Tony Hartanto SPA dan mengenai Kesehatan Gigi Anak oleh drg
Koentijo Wibdarmanto. (win/nop)
Para peserta sosialisasi POPA Kukar
yang terdiri dari para orangtua, pemerhati dan pendidik anak berkebutuhan khusus
Photo: Yanda
|