KutaiKartanegara.com 06/04/04 17:40 WITA
Menindaklanjuti lonjakan kasus Demam
Berdarah Dengue (DBD) yang mencapai 181 kasus hingga akhir Maret 2004 di Kutai Kartanegara
(Kukar), pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar akan menyelenggarakan pelatihan Kader
Jentik.
Pelatihan yang akan digelar selama 3 hari
mulai 19-21 April 2004 di Gedung Serapo LPKK Tenggarong ini menampilkan tiga orang
pemateri yakni Drs Endro Buwono MSc (Dinkes Provinsi Kaltim), drg Koentijo Widarminto MA
(Dinkes Kukar) dan dr Bambang Surip SpA (RSU AM Parikesit Tenggarong)
Menurut Kasi Pemberantasan Penyakit
Bersumber Binatang Dinkes Kukar, HM Asrani SSos, pelatihan ini akan dibagi dalam 3
kelompok hari dan diikuti sekitar 1000 orang dari unsur PKK Kabupaten dan Kecamatan, guru
UKS dan Kepala Sekolah SD-SLTA, penjaga sekolah TK-SLTA, pengurus OSIS SLTP-SLTA, Saka
Bhakti Husada, Senat Mahasiswa Unikarta, pasukan kuning serta penjaga kantor
dinas/instansi.
"Untuk unsur PKK kecamatan di tiap
RT akan diwakili oleh 5 orang dan dari pasukan kuning sebanyak 200 orang. Dua unsur
tersebut merupakan ujung tombak dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan di
wilayah publik. Untuk itu mereka perlu dilibatkan sebanyak mungkin," ujar HM Asrani.
Ditambahkan Asrani, pelatihan kader
jentik ini merupakan bagian dari usaha Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang merupakan
tindakan preventif dalam penanggulangan penyakit DBD. Selama ini pihak Dinkes Kukar juga
telah melakukan fogging (pengasapan), abatisasi dan memberikan pengobatan gratis bagi
pasien yang dikategorikan miskin.
Namun ia juga berharap peran aktif
seluruh masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Asrani mengatakan bahwa
pelatihan yang melibatkan unsur sekolah didasarkan pada asumsi bahwa 75% rumah tangga
terdapat anggota keluarga yang bersekolah.
Sementara itu, drg Koentijo Widarminto MA
yang juga pemateri pada pelatihan tersebut berharap agar melalui pelatihan kader jentik
ini dapat diraih angka bebas jentik diatas 95%. Artinya di 100 rumah hanya ditemukan 5
rumah yang terdapat jentik nyamuk. Semakin besar persentase angka bebas jentik akan
semakin baik.
Ditambahkannya, kegiatan serupa juga akan
digelar di wilayah endemis lain seperti Kecamatan Tenggarong Seberang, Loa Kulu, Loa Janan
dan Muara Badak. "Namun untuk sementara ini pelatihan akan dilaksanakan di Tenggarong
dengan pertimbangan sebagai wilayah endemis dengan angka kejadian yang paling tinggi di
Kukar," ujar drg Koentijo seraya menambahkan bahwa pelatihan di Tenggarong ini akan
menjadi pilot project bagi wilayah lain untuk kegiatan yang sama. (zej) |